Makna Kebahagiaan Yang Hakiki
Di momen yang bersejarah ini. 17 Agustus, menjadi hari yang bersejarah bagi bangsa indonesia. Hari itu menjadi peringatan kemerdakan bangsa ini. Kita adalah genesari yang menikmati hasil dari perjuangan para pendahulu kita dan para pahlawan kita. Melalui jirih payah dan pengorbanan dengan darah mereka, kita... hari ini merasakan nikmat nya kemerdakan. Kita harus bersyukur kepada Allah Sang Robb semesta alam atas anugerah dan karunia terhadap bangsa ini.
Memang Kemerdekaan adalah suatu kebahagian yang sangat besar akan tetapi ada lagi kebahagian yang lebih besar lagi dari itu
Yaitu Kampung Akhirat Surga milik Allah ta’ala. Karena hakikat apa yang ada di dunia ini adalah fana dan sementara, sedangkan akhirat adalah kekal selamanya. Maka kebahagian yang kita rasa hari ini bukanlah kebahagian yang abadi karena suatu saat kapan saja bisa hilang dan pergi.
Allah berfirman dalam surat Ali Imron 185
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”
Dan firman-Nya di surat Al-mukmin ayat 39
“Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.”
Setelah kita sadar bahwa kehidupan dan kebagiaan di dunia ini adalah sementara, dan kita sadar akan kehidupan dan kebagiaan yang kekal adalah di akhirat sana kita tidak terlena dengan tipuan setan dan sekutunya.
Banyak diantara manusia yang tertipu dan terperdaya dengan tipu muslihat setan. Sehingga mereka lebih memilih kehidupan, kenikmatan dan kebahagian yang semu ini (yaitu di dunia) daripada yang kekal selamanya di akhirat sana.
Mereka adalah golongan manusia yang melampaui batas, padahal Allah SWT tidak menyukai perbuatan yang melapaui batas.
Nasib orang-orang tersebut adalah kesengsaraan di akhirat kelak. Dan sebaliknya bagi orang yang menahan hawa nafsunya terhadap kenikmatan dan kebahagian yang semu ini dan tidak terlena terhadap dunia nasib mereka adalah bahagia di jannah (surga)
Firman Allah dalam surat Annaziat 37-41
“37. Adapun orang yang melampaui batas,
38. dan lebih mengutamakan kehidupan dunia,
39. maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya).
40. Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,
41. maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).”
Rosulullah SAW bersabdah ; dari hadist Abu Malik al-Asy'ari dalam harist yang panjang
كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَايِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُهَا
“Setiap manusia adalah berusaha, (diibaratkan berdagang) maka ada orang yang menjual dirinya sehingga (dia utung) artinya membebaskan dirinya atau (dia rugi) artinya menghancurkannya."
Membebaskan diri di hadist ini artinya adalah merdeka dari siksa api neraka dan hancur di sini artinya adalah sengsara disiksa di neraka. Naudzubillah mindalik
Semoga dapat menjadi hamba Allah yang bersyukur dan tidak menjadi hamba yang melapaui batas. Barokallahu....
0 komentar: