Tuesday, 20 March 2018

MAKALAH BULETIN BULAN DESEMBER 2018

Renungan Akhir Tahun


Setiap tahun berganti berarti umur berkurang. Bagi akal dan jiwa yang sehat jika umur dikurangi tentu akan bersedih, merenung, introspeksi, evaluasi, prihatin serta lebih berhati-hati dalam melangkah. Sangat aneh jika seseorang yang tahu umurnya berkurang malah kegirangan, jingkrak-jingkrak, joged-joged, meniup trompet sambil bakar kembang api.  Kalau perlu kita periksa kesehatan akal dan jiwa, sehingga selalu terjaga dari segala perbuatan dan tindakan yang irrasional.
Allah berfirman :
“ Janganlah kamu ikut-ikutan  terhadap segala sesuatu yang belum kamu miliki pengetahuannya, karena sesungguhnya pendengaran, penghlihatan dan hati  akan diminta pertanggung jawabannya. (Q.S. Al-Isra’ (17) ayat : 36 )
Ada beberapa hal yang menjadi bahan renungan setiap mengakhiri tahun, agar kita mampu mempertanggung jawabkan akal pikiran serta jiwa kita di hadapan Allah SWT.
Pertama,
Allah SWT senantiasa menyuruh kita berbuat dan bertindak Rasional, mengembangkan kreatifitas positif. Segudang kalimat perintah untuk mengaktifkan akal pikiran kita dalam Alquran bisa kita jumpai, misalnya “apakah mereka tidak berfikir”,  “ apakah kamu tidak memakai otak” , “ apakah kamu tidak memperhatikan”, “ apakah kamu tidak mentadabburkan” , “ apakah kamu tidak berjalan di muka bumi kemudian perhatikan “ dan sebagainya.
Prilaku irrasional yang bertentangan dengan akal dan jiwa yang sehat,  tetapi jika dikemas sedemikian rupa dengan gebyar iklannya serta dilakukan banyak orang, bisa mematikan akal sehat. Sekadar contoh mengekspresikan kegembiraan lulus sekolah dengan corat-coret baju, jelas-jelas irrasional. Faktanya dilakukan oleh hampir seluruh siswa, bahkan ada oknum guru yang ikut menandatangi di baju muridnya dengan spidol.
Begitu juga kalo ada orang dewasa meniup lilin pada kue ulang tahun, kemudian diberikan tepuk tangan..? Di mana hebatnya? Biasanya tepuk tangan mengiringi prestasi, terus hebatnya di mana orang dewasa niup lilin..? Kalau dijadikan simbol batas bertambahnya usia, lalu apa hubungannya batas usia dengan lilin..? Nah lho makin banyak kebingungan jika kita mau bertanya kepada akal dan jiwa yang sehat.
Sebentar lagi kita akan menyaksikan di penghujung akhir tahun tengah malam orang-orang yang secara masal melakukan perbuatan dan tindakan irrasional, mulai dari jingkrak-jingkrak, menyanyi, berjoged, bakar kembang api, trek-trekan, konvoi malam, sampai kepada pergaulan bebas. Saat itu akal dan jiwa yang sehat semakin terkekang karena gebyar malam tahun baru didukung oleh media informasi yang sedemikian meriahnya.
Jika akal dan pikiran sehat sudah terkekang maka yang terjadi adalah nafsu semakin liar, buas, ganas, semakin tak terkendali. Larisnya berbagai macam merek kondom satu indikator bahwa perayaan malam tahun baru adalah malam mengumbar nafsu.
Kedua,
Allah SWT telah menjadikan kita makhluk yang paling sempurna (Q.S Attiin (95) ayat : 1 ), Makhluk paling mulai serta dilebihkan dari semua makhluk yang lain (Q.S Al-Isra’ (17) ayat 70 ), serta memberi kedudukan manusia sebagai Khalifatullah fil Ardh (Q.S Al-Baqarah(2)   ayat : 30). Di antara keistimewaan yang diberikan kepada manusia lagi lagi Akal dan pikiran. Dengan akal dan pikiran ini  manusia menjadi makhluk yang berbudaya, makhluk yang berkembang, makhluk yang mempunyai visi , misi serta orientasi serta tujuan hidup yang sangat jauh berbeda dengan binatang.
Aktifitas hari-hari binatang adalah makan, tidur, kawin, buang air terus beranak, anaknya bisa makan lagi, tidur, kawin, buang air dan seterusnya. Apabila akal pikiran manusia tidak dikembangkan untuk menjaga visi, misi serta orientasi yang jelas berbeda, maka fungsinya hanya akan berkembang untuk mempercanggih sarana aktifitas kehewanan, budayanya berkembang hanya untuk melengkapi serta memfasilitasi nafsu hewannya, makan dengan piring, tidur dengan kasur, buang air dengan toilet dan seterusnya, tujuannya tetap sama makan, tidur, kawin, buang air, beranak, anaknya bisa makan, tidur, kawin, buang air dan seterusnya .
Allah SWT berfirman : “Orang-orang kafir (kerjaannya hanya) bisa bersenang-senang, dan mereka hanya memikirkan makan dan minum persis sama dengan makan dan minumnya hewan…  (Q.S. Muhammad(47) ayat : 12 )
Menjaga harga diri kita sebagai manusia, berarti menjaga akal dan pikiran kita agar tidak terkekang oleh hawa nafsu, agar terpelihara dari segala tindakan dan aktifitas yang tidak masuk akal, agar kita melangkah dengan penuh kepastian, agar kita mampu menatap masa depan dengan tajam sampai ke negeri akhirat, agar kita tidak melakukan aktifitas dan tindakan murahan, amoral serta harus berbeda dengan binatang dan makhluk lainnya. Mudah-mudahan main Facebook nya kita juga bukan hanya mencari kesenangan dan kenikmatan.
Ketiga
Allah SWT, menyuruh kita agar memelihara dari segala perkataan dan perbuatan jangan sampai ada yang sia-sia (Q.S Al-Mu’minuun(23) ayat : 3 ). Ukuran perbuatan seseorang itu sia-sia atau tidak, sangat jelas, apabila seluruh aktifitas kita dalam rangka zikir dan fikir (dalam arti luas), maka itulah aktifitas yang bermanfaat (Q.S Ali Imran (3) ayat : 190-191)
Percayalah tidak akan bisa membawa ketenangan dan kebahagiaan yang hakiki jika hanya memenuhi keinginan nafsu. Yang ada cuma kesenangan dan kenikmatan, semakin dipenuhi semakin haus, semakin menuntut, tak akan berakhir, tak berujung, tak akan puas, kalaupun terjadi kepuasan itu hanya ada pada detk-detik pertama saja selanjutnya akan muncul tuntutan yang jauh… lebih besar lagi.. Begitulah sifat nafsu manusia.
Keempat ,
Terjadi pemborosan/mubazzir yang luar biasa, dengan segala atribut dan perlengkapan termasuk pembakaran kembang api besar-besaran. Allah SWT berfirman bahwa Mubazzir/Pemborosan itu adalah saudaranya setan. Dan setan itu selalu mengajak ke Neraka. (Q.S Al-Israa’ (17) ayat : 27). Pemborosan yang paling besar dan banyak adalah kerugian  Sumber Daya Manusia, berupa  menghambur-hamburkan waktu, tenaga, pikiran, perasaan dengan rela menunggu sampai tengah malam hanya untuk pesta-pesta, menyanyi, jingkrak-jingkrak, jogged, meniup trompet, bakar kembang api dan sebagainya.
Setan punya strategi secara bertahap, kalau sekarang belum semua melakukan, paling tidak opini umum terbentuk lebih dahulu, bahwa di balik acara tahun baru ada acara kebebasan yang sangat menyenangkan dan penuh kenikmatan biologis. Lama-lama kelaman akan bisa sama seperti di Negara-negara lainnya, kebebasan tanpa batas. Nauzubillah min dzalik.
Mudah-mudahan kita masih punya akal sehat, jiwa  bersih, pikiran  kritis, sehingga kita mampu menangkap fenomena dan fakta apa yang sedang terjadi sesungguhnya. Mudah mudahan pula kita masih punya kekuatan untuk bisa berkorban apa saja dari segala yang kita miliki, demi keutuhan rumah tangga dan keselamatan anak-anak kita. Amiin…

MAKALAH BULETIN BULAN NOVEMBER 2017

PELAJARAN KISAH HIDUP SEORANG QARUN DAN KESOMBONGANNYA



Kisah hidup seorang yang kaya raya dan sombong lagi angkuh tertulis dengan tinta sejarah dan diabadikan di dalam kitab suci Al-Qur’an agar umat-umat setelahnya dapat mengambil pelajaran.
Kisah tersebut termaktub di dalam firman Allah Al-Qur’an surat Al-Qasas (cerita-cerita) ayat 76-84

“Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri". Qs Al-Qasas 76
Seorang tersebut bernama Qarun dari bani Isral. Dikatakan dalam salah satu riwayat dia adalah masih salah satu kerabat dari Nabi Musa Alaihis Salam. Allah telah menganugerahinya kekayaan harta yang melimpah ruah hingga kunci gudang hartanya dibuat sangat besar, yang hanya penjaga-penjaga kekar dan kuat yang dapat mengangkat kunci tersebut.
Orang-orang saat itu berkata kepada Qarun : “janganlah kamu terlalu bangga (dengan hartamu yang banyak itu) sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu bangga diri, berifaklah di jalan Allah dengan hartamu yang melimpah itu tapi jangan lupakan bagian untuk duniamu”
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” Qs Al-Qasas 77
“Qarun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku". Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.” Qs Al-Qasas 78
Akan tetapi Qarun berkata kepada orang-orang dengan sombong dan angkuh : “harta yang aku miliki ini adalah semata-mata adalah dari usahaku”
Dia mengingkari bahwa semua hartanya adalah pemberian dan anugrah dari Allah Subhanahu Wataala Robb Yang Maha Kaya. Maka tidak perlu dipertanyakan lagi apa akibat dari perbuatan dosanya (sombong kepada Allah dan manusia) karena sudah baginya pasti adzab dan siksa yang pedih.
“Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar". Qs Al-Qasas 79
Maka tatkala Qarun keluar dengan pamer kemegahanya dan perhiasannya, orang-orang yangmelihatnya iri dengan kekayaan hartanya bergumam “seandainya saja aku juga punya harta sebanyak yang dipunyai Qarun, sungguh pasti aku sangat bahagia”
Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar". Qs Al-Qasas 80
Akan tetapi orang-orang yang berilmu mereka tidak tergiur atau pun iri dengan kekayaan Qarun yang melimpah itu dikarenakan ilmu yang mereka miliki. Mereka tahu bahwa harta dunia dapat melalikan manusia dari bersyukur kepada Allah dan bersikap sombong di muka bumi yang dapat berujung kenistaan dan keninaan di akhirat kelak. Orang-orang saleh (yang berimu) mereka berkata kepada orang-orang yang iri : “celaka kalian, padalah balasan Allah di akhrit kelak lebih baik bagi orang beriman dan amal saleh dan balasan tersebut (di akhirat) tidak diberikan kecuali untuk orang yang bersabar
Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya). Qs Al-Qasas 81
Sebab kesombongan sang Qarun itu Allah timpakan adzam di dunia. Yaiutu Allah benamkan dia ke dalam perut bumi beserta rumah dan seisinya. Tak tersisa sedikit pun dari harta kekanyaannya yang terseisa.
“Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Qarun itu, berkata: "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)". Qs Al-Qasas 82
Setelah menyaksikan kehancuaran dan adzab dengan mata kepala mereka sendiri, barulah orang-orang yang kemarin iri dengan harta Qarun mereka tersadar atas angan-angan mereka dan mereka sangat menyesal. Hampir saja mereka mengutuk diri mereka sendiri.
Akhirnya mereka bertobat dan memohon ampunan dari Allah Rabb Yang Maha Pengasih dan Pengampun. Mereka menyesali atas perkatanan dan perbuatan kufur mereka, dan mereka kembali ke jalan Allah bersama Nabi Musa rasul utusan-Nya. Kemudaian Allah menutup kisah Qarun tersebut di dalam ayat selanjutnya.
“Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.
Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan”. Qs Al-Qasas 83-84

Barokallahu fikum...