Kita saat ini berada di penghujung akhir dari tahun 2016 dan sebentar lagi kita akan memasuki tahun baru. Kami mengajak jamaah sekalian untuk bersama-sama kembali mem-fashback jejek perjalan kita setahun ini tentang amalan-amalan kita. Amalan-amalan yang dapat menjadikan di seorang bertaqwa.
Penting bagi kita untuk selalu me-muhasabah atau mengoreksi diri sendiri. Ibarat hidup adalah sebuah ujian maka di sana selalu ada koresi hasil dari ujian tersebut agar diketahui hasil nilai ujian. Dan dari nilai ujian tersebut diketahui prestasi masing-masing dari kita. Sukses kah, atau sebaliknya gagal?
Seperti itu gambarannya. Kata ujian tidak hanya dikait-kan dengan urusan dunia saja tetapi ujian yang sesungguhnya lebih tepat dikait-kan dengan urusan akhirat. Karena sejatinya kita hidup di dunia ini hanyalah “mampir” sebentar untuk menyiapkan bekal perjalan yang sangat jauh dan abadi, yaitu perjalan kehidupan akhirat.
Allah berfirman;
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal”
Dan amal apakah yang paling pertama harus kita koreksi? Tentu saja amal yang utama yaitu amalan yang akan kelak ditanya pertama kali di hari hisab. Yaitu adalah ASH-SHOLAT
Solat adalah tiang agama. Jika Sholat nya tegak dengan baik maka agamanya tegak dengan baik pula. Apabila Sholatnya rusak maka rusak pula agamanya. Maka kita sebagai umat beragama Islam jangan pernah mengendorkan perhatian kita terhadap urusan Sholat, sedikit pun. Naudzubillah kalau kita sampai meremehkan urusan ini.
Jadi saudaraku yang diromati Allahta ta’ala. Bagaimana dengan diri kita tentang urusan Sholat? Sudahkah kita menegakkannya dengan baik, sudahkah kita menepati waktunya dengan sempurna tanpa bolong-bolong. Dan sudahkah kita datangi setiap kali panggilan sholat dikumandakan, atau kita pura-pura tidak dengar dan mengabaikan ataupun malas-malasan?
Firman Allah dalam surat An-Nisa’ ayat 103. “Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”
Nadzubillah. Jangan sampai kita meremehkan urusan sholat sedikitpun. Jika tidak… kelak kita akan benar-benar menyesal di akhirat, sebagaimana menyesalnya orang-orang yang dimasukkan ke dalam NERAKA yang bernama SAQOR. Orang-orang itu ditanya kenapa kalian bisa masuk ke dalam SAQOR?
Mereka menjawab. Dahulu kami tidak menegakkan sholat dengan benar. Q.S Al-Muddassir,
Naudzubillah sekali lagi… naudzubillahi mindzalik.
Kemudian tetang urusan zakat, infak dan sodaqoh. Amalan-amalan ini semua berkaitan dengan urusan harta kita. Sejatinya harta kita itu bukan-lah milik kita akan tetapi itu adalah sebuah titipan yang dititipkan ke pada kita, dan kelak kita akan ditanyai pertanggung jawabannya.
Kalau diibarat kan harta yang saat ini ada pada kita adalah ibarat seorang tukang parkir, yang dititipi bermacam-macam kendaran tanpa merasa itu miliknya, karena dia tahu itu adalah milik orang lain. Akan tetapi tetap-lah dia merasa yang bertanggung jawab penuh dengan keberadaan barang tersebut.
Gambaran ini jelas terjawab oleh firman Allah : “kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan” Q.S At-Takastur, 6
Apakah kita gunakan harta titipan itu untuk jalan Allah (yaitu dengan me-zakatkan, menginfakkan, dan mensodaqohkan) atau kita gunakan untuk jalan syetan? (dengan berfoya-foya, senang dan melampauibatas, danbahkan mendholimi diri sendiri atau orang lain). Tidak sebatas itu saja tentang kenikmatan yang dipertanyakan pada hari itu, tapi tentang apa saja yang diberikan oleh Allah subhanahuwata’ala.
Ya Allah kami berlindung kepada-Mu dari itu semua.
Saudara-saudaraku... Kemudian masih banyak lagi yang harus kita koreksi dari diri kita tentang amalan-malan akhirat dan hal-hal kewajiban sebagai seorang hamba Allah. Dari hal puasa romadhon, (bagaimana dengan puasa kita di tahun ini? Lengkap kah? Bagus kah? Apa malah bolong-bolong? Apa malah tidak puasa), lalu soal amalan-amalan Sunnah rosululah, (sudahkan kita perhatian? apa kita mengabaikannya karena sunnah? Dengan dalih hukum sunnah? Dikerjakan berpahala dan tidak tidak apa-apa)
Kami mohon ampun dari Mu ya Allah.
Ada pepatah bahasa mengatakan “sebaik-baik guru adalah pengalam”
Maka kita ambil pelajaran dari jejak perjalan tahun ini agar kita bisa menghadapi tahun yang baru ini dengan lebih baik. Dan kita selalu berharap agar di tahun yang baru ini kita bisa memperbaiki dan meningkatkan amalan-amalan kita. Agar kelak kita dimasukan golongkan orang-orang yangbertakwa. Amin
Wallahu musta'an.
0 komentar: